Believe in yourself! Have faith in your abilities! Without a humble but reasonable confidence in your own powers you cannot be successful or happy.
Norman Vincent Peale
Ada saling serang antar orang yang sama-sama baik di mata dunia. Tersebutlah dua sastrawan pada tekad yang kuat untuk membawa sebuah perbaikan. Tersebutlah satu tapol dan satu priyayi. Tersebutlah pada konflik Lekra dan Manikebu. Sejarah panjang itu menjadi sebuah peyorasi dalam kurun waktu yang lama. Karena saat menilik sejarah, maka akan ada rasa tak enak. Tersebutlah kedua sastrawan besar itu, semoga di alam sana bumi mendamaikan keduanya.
Belum kesampaian nonton ini -_-"
Life of Pi (2012)
Tidak ada sudut yang terjamah dan membentuk sebuah derajat dari hiruk pikuk yang senantiasa menjadi rutinitas primer di sore hari. Tidak pula kota yang bahkan sampai hitungan yang tak terhitung lagi mendekap erat dan meminta detak yang sama. Seolah tak perlu ada mata lain yang memandang, otak lain yang memproses informasi dan mulut-mulut yang membicarakan. Hanya ada aku dan kota persinggahanku yang masih kupertanyakan arti sebuah kenyamanan pada tiang menjalar berwarna hitam yang semrawut menghalangi pandang pada langit biru. Aku bertanya dengan menciptakan hening karena seperti keanehanku yang biasanya, yang tak mau ada umat lain yang tahu. Aku ingin menciptakan hening hanya sendiri untuk berdialog melalui mantra hujan yang menjelma elegi, meskipun tidak selalu, dan menjadikan aku semakin melankolis ingin memaknai setiap sudut yang mulai tamak ingin kujamah. Aku ingin menciptakan hening. Mungkin aku harus mulai mengheningkan cipta.
Aku sedang senang mendengarkan podcast akhir-akhir ini. Sempat terpikir untuk membuat konten yang sama karena so for terlalu banyak suara-suara yang tertahan dari orang-orang yang memiliki pikiran terbuka dan visioner. Belakangan, kembali banyak hal-hal tidak penting yang justru menjadi topik yang diangkat berulang-ulang. Salah satu yang menarik perhatianku dari pembicaraan di salah satu podcast adalah tentang keegoisan berkarya. Man, emang ya manusia di mana-mana itu selalu diikuti sama egosentrisnya. Mau lo pengikut setia Hierarki Maslow atau penolak habis-habisan karena hidup tidak cuma tentang afeksi. Terserahlah. Intinya bukan itu, intinya di sini adalah bahwa dalam menciptakan sebuah karya perlu diikuti dengan keegoisan bahwa value yang akan lo sampaikan itu memang harus tersampaikan. Berbagai motif orang yang menjadi kreator-kreator konten positif (negatif juga) atau cuma sekedar penyedia layanan untuk memberikan sebutlah pencerahan. Dari mereka-mereka itu harus memegang egoisme. Mungkin maksudnya adalah idealisme? Bukan, bukan. Kreator mungkin tidak perlu melibatkan terlalu jauh kehidupan pribadinya dalam karya yang dia buat (secara idealisme adalah representasi general sekaligus privat dari diri seseorang, menurutku). Dia bisa menyinkronisasi dengan apapun, entah itu common knowledge atau hal-hal logis yang sebenarnya cukup mudah tetapi orang perlu bertanya dulu untuk disadarkan. Dan kenapa mereka perlu egois adalah masalah teritori dan pertanggungjawaban. Science yang menyediakan placeholder untuk orang mau menerima atau tidak mungkin tidak sebanding jika dikomparasi dengan konten yang coba disampaikan oleh kreator tersebut. Tetapi, membicarakan diri manusia yang terbatas atas ruang dan waktu maka seseorang (as a creator) perlu menjadi egois untuk mempertahankan value yang coba dia sampaikan. Seorang kreator tidak seharusnya goyah akan hal-hal yang tidak prinsipil. Kalau kedepannya ada perubahan dalam konten yang disajikan pun, itu hanya akan dinilai bukan sebuah inkonsistensi tapi orang tersebut berkembang. Aku rasa semua orang punya prinsip (terlebih yang menamakan dirinya adalah seorang kreator) dan perlunya bersikap egois adalah karena dia membawa pesan khusus yang berharap nantinya akan dijalankan oleh orang yang menikmati kontennya. Terlepas dari baik dan buruk penerimaan orang lain, seorang kreator juga membawa sebuah tanggungjawab dari dampak yang mungkin ditimbulkan. Oleh karenanya dengan sikap egois itu banyak feedback juga yang akan dia terima. Boundaries dia akan semakin terlihat bahwa oh ini impact gue dari konten yang gue sajikan. Dan egois juga berkaitan dengan fabricated bahwa pikiran yang dia punya harus mendunia. Egois membawa lo tetap dalam jalur yang sesuai. Bahwa pikiran lo itu menarik dan dunia perlu tahu. Dan itu adalah hasil yang positif dari sebuah egoisme.
Month Of Lights
Fasting for Muslims
episode (1)
Jangan bertengkar dengan orang rendah moral. Mereka tidak bisa lebih rugi lagi, tapi Anda?
Mario Teguh (via marioteguh)
:')
Suatu ketika, aku mengijinkanmu masuk ke dalam duniaku. Karena apa? Aku tidak tahu. Duniaku yang terjal penuh liku, banyak jurang banyak badai, sering hujan sering gersang. Kamu melangkah penuh kekhawatiran, penuh pertanyaan, penuh rasa ingin tahu tentang dunia yang sedang berusaha kamu kenali.
“Tiada seorang muslim pun yang tidak mengalami penderitaan, keseksaan, kebimbangan, dukacita, kemelaratan dan kesedihan sehingga cucukan duri yang mengenainya melainkan dihapuskan oleh Allah sebahagian daripada kesalahannya.”
H.R Abu Hurairah r.a
Ada berapa orang mengatakannya, padanya. Buat apa berkabar sesuatu yang akan dijadikannya tak indah pada pendengaran sudut kirinya? Kini lihat saja, aku tak ingin bicara tentang apa yang jadi pembelaannya. Tapi aku Matahari. Perlu apa selain kuasa Tuhan untuk tetap memancar? Setidaknya, aku bukan hanya sekedar benda mati. Tidak sesederhana itu bagaimana dunia ini berjalan.
Human behavior flows from three main source : desire, emotion, and knowledge. The only true wisdom is in knowing you know nothing-
233 posts