cantik gamis nya :3
Hai, lagi jualan baju sama jilbabnya juga nih :D
Baiklah :D terimakasih nasehat nya :)
Yang utama lagi utama didepan mata kita hari2. Itu lah amanah yang dipertanggungjawabkan. Benda yang paling berat bukannya bukit atau batuan gunung ganang tetapi yangg paling berat adalah memikul amanah. Ambillah peluang setiap hari untuk menjadi muslim yang lebih baik daripada semalam..
Hi Dita di tahun 2022 💕
MashaAllah, Allah punya rencana paling baik yaa Dit. Tahun ini Didit sudah menjadi Dosen Tetap di salah satu PT Swasta di Jambi, mimpi Didit satu per satu sudah Allah lihatkan ya Dit.
Didit juga sekarang syrah jadi mahasiswa akhir Doktoral Dit, Didit tau dimana? IPB University Dit, kampus di Pulau Jawa yg pernah didit idamkan.
Didit sudah menikah, berjodoh dengan lelaki yg sabarnya se luas samudera utk Didit. Selalu menjadi Garda terdepan buat Didit dalam hal apapun.
Adik-adik Didit sudah beranjak remaja-dewasa. Mama Alhamdulillah sehat Dit.
Didit,
Selalu bersyukur ya atas nikmat Allah yang sudah banyaaak diberikan ke Didit, jangan fokus dg hal hal yang masih Allah tangguhkan buat didit. Didit berusaha, disiplin, perbaiki diri, ibadah jangan kendor Dit. I Love You 🥺
S A L A M I S Y A K (at Rapat Setia, Ipoh.)
The rose
Mungkin banyak yang menyangka bahwa pernikahan itu akan serta merta melejitkan dan membuat mimpi-mimpimu semakin mudah diraih. Langkah kakimu semakin ringan. Bebanmu menjadi lebih sedikit.
Semua itu, jawabannya tergantung.
Tergantung dengan orang seperti apa kamu menikah. Bagaimana keadaan finansial di awal kamu berumah tangga. Bagaimana daya dukung dari semua pihak keluarga. Bagaimana lingkunganmu nanti tinggal. Bagaimana kamu merawat networking/silaturahmi. Bagaimana kamu membuat rencana bersama pasangan dan berkomitmen pada rencana tersebut. Dan banyak sekali faktor yang membuat prasangka bahwa pernikahan itu akan membuatmu semakin melejit menjadi lebih realistis.
Akan tetapi, realitanya tidak seperti itu. Kecuali kamu masih hidup di angan-angan dan khayalan bahwa pernikahan itu akan terlihat selalu bahagia, serba berkecukupan seperti yang ada di instagram, terasa tanpa beban.
Pada akhirnya, benturan terhadap realita bahwa sebagian besar dari kita harus mengalah terlebih dahulu pada mimpi-mimpinya, menundanya tanpa tahu kapan bisa kembali berjuang mewujudkannya. Menekan ego dan keinginannya karena tahu biaya pendidikan dan kesehatan anak itu begitu besar sementara pendapatan keluarga belum ada kenaikan yang signifikan. Sadar harus berhemat karena ada keinginan untuk beli rumah atau kendaraan buat keluarga.
Sampai akhirnya. Realita mengajarkan kita untuk lebih baik dan lebih siap dalam memandang pernikahan dan membuat kita lebih berhati-hati. Berhati-hati untuk memilih pasangan hidup, memilih keluarga, memilih pekerjaan, memilih apapun.
Begitu banyak keputusan yang nanti akan sangat berpengaruh pada kehidupan kita, saat kita dewasa. Seolah-olah, keputusan itu bersifat permanen. Sekali kita mengambilnya, itu berlaku untuk selamanya. Kan tidak ada yang menikah kemudian berharap untuk bercerai? Semuanya berharap ingin bisa bersama, selamanya.
Kalau kita tidak berhati-hati. Kita bisa celaka, juga mencelakakan orang lain. Jangan berpikir bahwa keputusan itu hanya akan berdampak pada dirimu sendiri. Tapi juga ke anak-anakmu nanti, juga ke kedua orang tuamu,
Semakin dewasa. Kita semakin realistis. Bahwa mimpi kecil kita dulu untuk menjadi superhero itu tidak mungkin. Kita juga tidak akan memiliki kekuatan super. Sekarang, lihat diri kita. Selami baik-baik. pejamkan mata.
Sudah berapa banyak keputusan yang diambil, kamu tidak menyesalinya kan? Meski jalannya ternyata serumit ini. Konsekuensinya pun membuatmu tak bisa tidur nyenyak, beberapa waktu terakhir. ©kurniawangunadi
Benar, mudah-mudahan di persatukan :))
Segalanya masih dalam rahsia Dia.
Are you ready for the next chapter?
Imam As-Syafi’i pernah menyampaikan nasihat kepada muridnya,
“Saudaraku, kalian tidak akan pernah mendapatkan ilmu, kecuali dengan 6 perkara ini. Akan kukabarkan kepadamu secara terperinci, yaitu dzakaa-un (kecerdasan), hirsun (semangat), ijtihaadun (cita-cita yang tinggi), bulghatun (bekal), mulazamatul ustadzi (duduk dalam majelis bersama ustadz),dan tuuluzzamani (waktu yang panjang).”
https://laninalathifa.wordpress.com/2015/07/10/distraksi/
Ingin setegar Ibunda Khadijah R.A binti Khuwailid, secerdas Aisyah binti Abu Bakar| Pencari Ridho-Nya dan Pengagum umat terbaikNya Rasullah Muhammad SAW♡ Punya mimpi untuk menjadi orang berguna
242 posts