Menjadi Lelah

Menjadi Lelah

Menjadi lelah dan tak tahu arah menyebabkan kuping berdenging semakin sakit. Aku rindu rumahku. Aku rindu masa kecilku. Aku rindu temanku. Aku rindu surau itu. Aku rindu mengaji. Aku rindu semuanya. Semuanya yang terjadi di kampung halamanku. Disini aku apa? Marantau membuatku menjadi ringkih. Proses yang tak tahu apa ini namanya. Proses yang mengatasnamakan kebenaran atas ego yang ketempel nafsu. Persepsi-persepsi yang semakin membuatku buncah oleh segala hal yang harusnya diakhiri dengan segera justru membuat makin sesak tak tertolong. Persepsi atas kebenaran diri ternyata menjadikanku kaya dan tersungkur. Kaya emosi digdaya dan lemah pada nurani. 

Entah ini apa namanya. Hidupku sudah terlalu lurus selama ini. Kata orang bijak hidup mengeluh tak akan menghasilkan apa-apa. Tapi au tak bis menghilangkan belenggu malas dan menunda. Aku sama sekali tak tahu apa itu proses yang harus dijalani. Yang aku tahu, saat ini aku takut tak bisa mengakhiri. Takut semuanya menjadi candu. Takut semua menghitam dan tak secercah asa nampak daripadanya. Tapak-tapak dan rabaan tetap saja membuatku tak menjadi lebih baik. Begini saja. Setiap harinya. Entah egoisme-egoisme ini telah menjadi kerak yang tak bisa disikat. Menjadi jamur yang sukar dicabut. Entah hidup seperti apa yang membentang menjadi jalanku nanti. Sejelasnya, aku tidak hanya akan diam. Aku sedang mencoba sebuah keteraturan. Menjadi lebih pantas sebagai penumpang. Menjadikan indah perilaku ku sebagai makhluk yang punya Tuhan. 

More Posts from Nauraini and Others

11 years ago
Begini Seharusnya Ruang Terbuka Hijau Buat Masyarakat #flowers #park #hijau #taman

Begini seharusnya Ruang Terbuka Hijau buat masyarakat #flowers #park #hijau #taman


Tags
11 years ago

Kalau di Indonesia, gajah lucu begini pasti di incar kemudian di bunuh dengan tidak berperikemanusiaan -_-"

Elephant And Calf, India Photo: Sandesh Kadur

Elephant and Calf, India Photo: Sandesh Kadur


Tags
8 years ago

Bonus demografi dan menjadi bagian setengah lebih jumlah populasi, banyak yang berbicara tentang kompetisi. Usia produktif yang beradu sikut saling merongrong negeri sendiri. Ada yang betul peduli, ada yang minta dikasihani. Cara keluar dari jeruji adalah dengan meningkatkan kapasitas diri. Karena, bonus demografi masih akan melonjak sampai tahun ke depan nanti. Karya dan eksistensi perlu mulai dirancang sejak dini.

nauraini

11 years ago

Aku menangis bukan karena takut mati atau karena kecintaanku kepada dunia. Akan tetapi, yang membuatku menangis adalah kesedihanku karena aku tidak bisa lagi berpuasa dan shalat malam.”

(‘Amir bin ‘Abdi Qais)

11 years ago

"Sesungguhnya lisan seorang mukmi itu berada di belakang hatinya. Apabila hendak mengatakan sesuatu, ia pertimbangkan dengan hatinya, kemudian ia laksanakan dengan lisannya. Adapun lisan orang yang munafik itu ada di depan hatinya. Apabila ia menginginkan sesuatu, ia laksanakan dengan lisannya tanpa mempertimbangkan dengan hatinya."

HR. Ibnu Abid Dunya


Tags
9 years ago

Patriotisme tidak mungkin tumbuh dari hipokrisi dan slogan-slogan. Seseorang hanya dapat mencintai sesuatu secara sehat kalau ia mengenal obyeknya. Dan mencintai tanah air Indonesia dapat ditumbuhkan dengan mengenal Indonesia bersama rakyatnya dari dekat. Pertumbuhan jiwa yang sehat dari pemuda harus berarti pula pertumbuhan fisik yang sehat. Karena itu kami naik gunung.

Soe Hok Gie

7 years ago

Di Saat Semuanya Terasa Mulai Overwhelmed

Tidak ada pagi yang dilewati tanpa resah. Apalagi hari-hari yang setiap harinya membuat kontak langsung dengan media sosial. Pasti ada resah setelahnya. Resah ini dalam artian baik sepertinya. Mungkin sebagai awalan aku akan menceritakan bahwa aku adalah pengguna aktif media sosial. Semua media yang trending, aku hampir menggunakannya walaupun kebanyakan hanya sebagai penikmat dan bukan sebagai konten kreator.

Dan resah itu, pagi ini dan pagi-pagi sebelumnya berwujud Ranitya Nurlita, Gita Savitri Devi dan Alamanda Shantika. Ketiga orang yang sangat terasa karismanya karena menjadi orang-orang yang peduli dengan isu sosial di sekitarnya. Dimulai dari Kak Lita, sapaan Kak Ranitya, aku mengenalnya pertama kali saat melakukan sebuah pekerjaan dan beliau menjadi mentor. Saat dijelaskan begitu banyaknya prestasi beliau terutama di bidang lingkungan yang ada di benakku adalah suatu hari nanti aku juga ingin seperti dirinya. Menjadi orang yang sebegitu pedulinya dengan bumi yang dipijaknya. Beliau adalah inisiator #ASEANReusableBagCampaign. Tidak sulit untuk menjadikan Kak Lita sebagai role model karena sifatnya yang humble dan suka berbagi ilmu serta pengalaman. Dan untuk hidupnya yang selalu dinamis dan terlihat selalu ada saja yang dikerjakan aku iri dengan itu. Rasa iri yang ingin aku pertahankan. Terlebih tentang hatinya yang penuh kepedulian itu, aku sangat iri. Senang rasanya pernah memiliki kesempatan berinteraksi dengan beliau. Maaf ya Kak Lita, aku mau izin memilihara rasa iri ini biar setiap harinya tetap termotivasi agar suatu saat nanti bisa seperti kakak.

Tentang Gita Savitri. Pasti nama yang sudah tidak asing. Dari semua konten Gita sudah pasti yang banyak digemari adalah Youtube dan instagramnya. Untukku, Youtube dan Blognya. Aku suka bagaimana Gita selalu tanpa tendeng aling-aling menyampaikan opini dengan cara yang objektif. Dan yang membuatku kagum adalah tentang bagaimana dia selalu mengajak orang untuk bermanfaat untuk orang di sekitarnya. Peka terhadap isu sosial dan selalu toleransi. Sebenarnya dari yang kulihat sudah banyak anak muda yang memiliki pemikiran sekritis Gita, tapi bedanya masih sangat jarang yang speak up. Banyak anak muda itu hanya eksis di golongannya saja padahal potensinya begitu besar untuk membawa perubahan. Tidak sedikit juga anak Indonesia yang kuliah di luar negeri dan punya keresahan yang sama dengan Gita, tapi mereka tidak memvisualkan apa yang ada di kepala mereka seperti yang Gita lakukan.

Baru beberapa hari yang lalu aku tahu tentang Alamanda Shantika, tapi lupa dari mana awalnya. Alamanda bagiku juga adalah seseorang yang hebat dengan idealisme yang kuat. Bukan hanya karena dia mampu membawa sebuah start-up terbesar di Indonesia menjadi sangat maju tetapi adalah bagaimana dia memanfaatkan momen dengan kejayaan itu untuk membuat dampak yang lebih besar. Kibar. Adalah organisasi nirlaba yang fokus untuk membatu pengembangan startup digital di Indonesia dan saat ini sedang fokus dalam Gerakan 1000 Start-up Digital. Masih teringat jelas dalam speech-nya di Kibar bahwa saat ini driver Go-Jek dimana Alamanda sebelumnya menjadi VP-nya sebanyak 250ribu orang. Dan sebanyak orang itu adalah tulang punggung keluarga. Secara tidak langsung bahwa dengan adanya Go-Jek, Alamamda bisa memberi makan begitu banyak orang di Indonesia. Begitulah yang dia tanamkan dalam dirinya bahwa kalau ada 1000 start-up, bukan tidak mungkin 255 juta penduduk Indonesia akan terpenuhi kebutuhannya. Itulah yang akhirnya membawa Alamanda untuk meninggalkan Go-Jek dan beralik ke Kibar. Tentang menjadi peduli untuk orang lain.

Resah ini semakin membanjiri diri. Berpikir dengan cara apa bisa berguna bagi orang lain. Berpikir bagaimana caranya bisa menjadi salah satu sosok perempuan terutama pemuda Indonesia agar memberikan dampak positif bagi sekitar. Kebanjiran yang menyenangkan. Kebanjiran resah.


Tags
11 years ago

Ayah Super

Akhirnya kembali ke tanah rantau. Dengan sesak hati dilepas Ibu, adik dan saudara. Sebuah kecupan manis dari Ibu semakin meluluhlantakkan pertahanan yang coba di bangun. Tapi bagaimanapun, beliau harus tegar karena putrinya bukan pergi untuk hal yang sia-sia. Tapi untuk hal yang apa-apa. Insyaallah.

Kembali ke Bogor di temani ayah super hebat. Karena alasan mau pindah kos beliau memutuskan untuk ikut. Selalu begitu. Alasan sederhana menjadi hal yang sangat krusial saat itu menyangkut buah hatinya.

Astaga aku bukan tak ingat sesuatu. Aku sangat ingat dan bahkan sangat menentang. Iya, aku menentang ayahku mengantarku ke Bogor. Aku bisa mengatasinya sendiri. Pindah kos itu soal yang tak terlalu sulit. Tapi kembali lagi, kecintaan yang amat sangat pada putrinya, beliau rela melawan rasa sakitnya. Ya, beliau sedang sakit. Sakita yang sudah beberapa hari ini membuat beliau sedikit ringkih dan berkali mengucap istighfar saat nyeri itu mendera. Sakit yang membuat beliau memutuskan cuti lebih awal dan 3 hari berbaring di rumah. Ya, sakit tulang yang begitu membuatnya kesakitan.

Sakit yang dulu pernah di uji-kan padanya kini kembali harus dijalani. Dulu kaki kiri sekarang kaki kanan. Ringkih gerak membuatku semakin sesak. Sungguh, aku memaksa beliau agar tak memaksakan diri. Tapi, sungguh aku tak kuasa.

Akhirnya keberangkatan pada hari Sabtu malam, 23 Agustus 2013 sekitar pukul 20.30 WIB. Perjalanan menumpang mobil kakak, mobil pribadi kapasitas 8 orang. Dan di dalam mobil tersebut cukup sesak dengan 9 orang. Sebenarnya tidak sesesak itu, tetapi karena barang bawaan yang banyak membuat sesak.

Banyak ujian pada saat di dalam mobil. Posisi duduk yang sangat tidak nyaman karena banyaknya barang pasti membuat beliau makin kesakitan. Perlawanan rasa sakit tersebut dilawan dengan tidur yang tak begitu nyenyak sepanjang jalan.

Akhirnya sampai sekitar pukul 12.30 WIB. Perjalanan yang cukup melelahkan. Kemudian istirahat membuat kami lupa waktu. Setelah bangun, akhirnya kami pulang ke rumah kontrakanku dan mandi. Setelah itu menggelar kasur di depan televisi dan bersiap tidur.

Selama tidur, tak urung ku dengarkan beliau mendesis kesakitan. Itu lebih dari sebuah tusukan bagiku. Berubah-ubah posisi cukup membuktikan bahwa beliau masih sangat kesakitan. Pukul 3.30 beliau terbangun dan melaksanakan ritual malam yang rutin beliau lakukan, menghadap Sang Khalik dalam sujud. Setelah itu beliau melanjutkan tidur dan cukup pulas sepertinya. Membuatku sedikit lega.

Pagi harinya ternyata sakit itu masih terasa mendera. Akhirnya setelah beliau Shalat Duha, kami menuju kos baru untuk melihat kondisi dan mengambil kunci. Setelah itu kami pergi ke Lapas Cibinong untuk mengambil motor Kakak.

Ah, sepanjang perjalanan itu membuagku melayang pada ingatan lalu. Mengingat aku sudah disini selama kurang lebih setahun. Tapi sayangnya pergi pulang kampung selama sebulan tak begitu membuatku merindukan kota ini. Aku merasakan bahwa kota ini semakin gersang. Siang hari dengan panas yang sangat menyengat. Sungguh kontras dengan sebutan Kota Hujan yang hingga sekarang masih di sandang. Pembangunan flyover yang tak kunjung selesai membuat suasana semakin gerah. Idealisme sebagai mahasiswa konservasi sedikit terusik melihat kota yang tenggelam dalam beton ini. Oh, sungguh panas. Celetukkan ayahku mengenai Pasar yang berada di pinggir jalan raya. Pasar bernama Ciluar yang diplesetkan Ciruwet -_-"

Kemudian siang hari saat kembali ke kontrakan, kami makan siang di dekat Pasar Ciluar yang sebagian besar sudah dibongkar. Entah untuk apa. Semoga bukan untuk gossip yang sudah kudengar. Setelah sampai kontrakan aku dan ayah bersantai menonton televisi dan istirahat dari panas yang mendera.

Sore hari yang sebenarnya di rencanakan untuk pindahan barang terpaksa harus ditunda. Ini alasan yang sangat apa-apa. Aku dengan tegas menolaknya saat ayah mengingatkan untuk segera berkemas. Ayahku kesakitan saat bangun tidur dan hanya terduduk lemas. Astaghfirullah, itu membuatku sangat sesak. Sungguh sesak.

Ayah, perjuanganmu untuk putrimu. Kenapa harus sebegitu besarnya? Egoku pun tak membuatmu untuk berfikir dua kali walaupun untuk alasan yang sederhana. Semoga sakitmu segera reda, Yah. Semoga ujian ini segera berlalu dan engkau dapat melewatinya dengan gemilang. Semoga kesehatan menjadi nikmat yang selalu kau sandang. Dan doakan aku untuk tetap beristiqomah menjalankan apa yang engkau nasehatkan :') Aku mencintaimu karena Allah, Ayah.


Tags
  • rahmahfitri
    rahmahfitri liked this · 6 years ago
  • nauraini
    nauraini reblogged this · 11 years ago
nauraini - winterwithnoease
winterwithnoease

Human behavior flows from three main source : desire, emotion, and knowledge. The only true wisdom is in knowing you know nothing-

233 posts

Explore Tumblr Blog
Search Through Tumblr Tags