Manusia memang pandai bermelankoli Menciptakan dramatisasi tentang betapa rupa hidupnya yang boleh jadi bangga akan sebuah ketepurukan lalu kebangkitan Hipokritis dan suka berteori dengan egosentris yang meletup
Ada masanya atau memang akan sering terjadi bahwa manusia bergelimpang kecerdasan tapi tak tercerdaskan Filsafat dianggap dewa dan tak jarang dinafikan padahal ia adalah adhesi dari semua elemen yang dijalani Kalau ia menjadi agung, lalu bukankah tindak seringnya tak akan diimbangi dengan akal? Pantas saja.
Tidak hanya nawalapradata yang harus dibalut oleh filsafat kelas tinggi Bahkan manusia yang mengenal sistem kasta pada kondisi terendah pun bukan kah bijaknya membawa nafas filsafat untuk menjaga harga dirinya? Tepian ilmu tidak hanya dari Teori René Descartes Cukup akal disertai pikir yang dianugerahkan Tuhan untuk menyertai kebijakan
Bukan kah itu yang selalu diagungkan manusia sejak penciptaan pertama?
Mungkin pada dasarnya orang yang sama-sama terluka tidak boleh bersama - Bahkan, keduanya terluka dengan cara yang berbeda. Walaupun oleh musabab yang sama. CINTA. Tapi, selalu begitu kan nasib dari cinta? Hitungan milenia juga selalu menyodorkan sakit sebagai pilihan teratasnya. Adalah Ayu yang terjebak oleh peran yang dia mainkan sendiri. Seorang wanita bayaran yang entah bodoh atau apa terjerat pada pesona orang yang memandang rendah dirinya. Membentaknya hanya karena aroma kopi dan mengasarinya hingga dia nyaris putus asa. Seakan hidup kurang berat saat orang yang begitu dicintainya, Ibunya harus menghadap Yang Kuasa. Lagi, seakan hidup bermain-main dengannya, tahu apa yang terjadi? Dia kehilangan bayinya. Dia tetap wanita, sebagai apapun dia, bahkan kedip pertama dari seorang bayi yang keluar dari rahimnya selalu didambakannya. Ayu berpikir mungkin benar istilah yang bilang 'call no man foe, but never love a stranger'. Tapi, kalau cinta bisa memilih pasti dia juga akan memilih tidak memiliki ayah bejat yang rela menjualnya dan ibu yang lemah karena cinta. Juga tidak menawankan hatinya pada laki-laki yang 'terluka'. Karena, dua orang yang terluka tidak seharusnya bersama. --------- Ide cerita ini sebenarnya bisa dikatakan mainstream, dimana orang asing yang dipertemukan karena keadaan terpaksa akhirnya jatuh cinta. Cinta tumbuh karena terbiasa. Klise tapi cinta selalu seperti itu entah bagaimana pengemasan ceritanya. Tapi, kalau sekali kalian membaca diksi-diksi di dalam cerita ini. Serius! Hati-hati kalian akan terhanyut. Bukan jatuh lagi tapi benar-benar hanyut. Alurnya santai dan tidak ada ambisi untuk cepat-cepat selesai, sehingga konflik dengan apik dan berkontribusi besar menyesakkan dada sebelah kiri. Cerita ini mengajarkan sekali lagi bahwa cinta pantas untuk diperjuangkan. Selamanya manusia tidak pernah akan bisa terlepas dari fitrah Yang Maha Kuasa atas anugerah tak bernyawa tapi mampu menghidupkan itu. Menghidupkan manusia dalam semangat, menghidupkan manusia dalam ambisi, menghidupkan manusia dalam mengasihi sesamanya. Mampu mematikan ketakutan Benny dan menghidupkan gairahnya untuk memperjuangkan Ayu. Cerita SWMT juga mengajarkan bagaimana seorang Ayu mampu bangkit saat dunia seolah-olah roboh di depan matanya. Tidak gentar dengan timpaan reruntuhan, tetapi justru semangat mambangun kapasitas diri untuk tidak berkubang pada jurang kesedihan berlarut. Hidup harus diperjuangkan, karena saat dia tidak menemukan alasan untuk berjuang, tapi dia tetap memaksa untuk berjuang, dia percaya bahwa ada alasan yang menunggunya di depan sana. Dan terbukti, cinta sejati mampu diraihnya. I think it is all a matter of love: the more you love a memory, the stronger and stranger it is. *** Jujur, aku belum baca novel versi cetak SWMT. Hanya membaca ceritanya yang di posting di Wattpad dengan judul yang sedikit berbeda. Aku tidak tahu apakah jalan ceritanya berubah atau tidak, dan kalaupun berubah, banyak perubahan atau tidak. Aku hanya bertaruh dengan ingatanku karena aku sudah cukup lama membaca novel ini di wattpad dan belum selesai. Aku ikut #SWMTcompetition ini karena terkesan dengan penulisnya, Sofi Meloni. She's me me me me generation! Haha :D Tapi semoga review ini ngga ngaco-ngaco banget lah yaa hahaha :D Selamat buat @rainhujan yang sudah menerbitkan karyanya yang luar biasa! :D
Suatu ketika, aku mengijinkanmu masuk ke dalam duniaku. Karena apa? Aku tidak tahu. Duniaku yang terjal penuh liku, banyak jurang banyak badai, sering hujan sering gersang. Kamu melangkah penuh kekhawatiran, penuh pertanyaan, penuh rasa ingin tahu tentang dunia yang sedang berusaha kamu kenali.
God help our LAPAN
Let us lead you on a journey of our solar system. Here are some things to know this week:
1. Readying OSIRIS-REx for Launch
Our OSIRIS-REx asteroid mission will launch one month from now, and engineers are getting the spacecraft and its rocket ready for action. One major step will be encasing OSIRIS-REx in its fairing, the protective shield where the spacecraft will ride into space.
Learn more about OSIRIS-REx.
2. Be a Planetary Ambassador
Our Solar System Ambassadors Program is a public outreach program for volunteers across the nation, who share the excitement of our space exploration missions and information about recent discoveries with their communities. Think you have what it takes to be a Solar System Ambassador?
Apply starting September 1
3. Cassini’s Grand Adventure
This week, Cassini prepares for the final phase of its grand adventure at Saturn, which will include orbits that take the robotic spacecraft just outside the planet’s spectacular rings. Already, Cassini’s orbital inclination is increasing, and it has sent home some striking photos taken from above the north pole.
See the latest sights.
4. Watch Peak Perseids
August’s Perseid meteor shower peaks for U.S. observers just after sunrise on Friday morning, Aug. 12. Some experts’ predictions include an outburst of up to 150 or 200 meteors per hour at the peak. Will there be an outburst, or even a second peak, as in some past years?
Watch and see
5. Eye in the Sky
Our Mars Reconnaissance Obiter continues its eagle-eye watch on the Red Planet from above. The MRO team released a massive new collection of super-high-resolution images of the Martian surface.
Take a look.
Make sure to follow us on Tumblr for your regular dose of space: http://nasa.tumblr.com
Saat semuanya merasa tak memiliki keberpihakan padaku atas apapun. Hal yang perlu dilakukan adalah mengemis untuk berdamai dengan diri sendiri. Belajar menerima.
NN
Sudah banyak membaca walau hanya fiksi. Tapi tak ada buku yang tak satupun bisa diambil manfaatnya, kan? So I am, tapi masih terasa banyak yang kurang sesuai. Entah salah mencerna atau kedangkalan sepihak?
“Tidak ada dengki selain daripada dua perkara, yaitu orang yang diberikan harta oleh Allah swt lalu dikuasainya harta itu pada kebenaran dan orang yang diberikan ilmu oleh Allah swt lalu diamalkan ilmu itu dan diajarkan kepada manusia.”
Ibnu Umar (HR.Bukhari dan Muslim)
http://www.islamituindah.my/sabar-dan-taqwa-kunci-hadapi-dengki-dan-iri-hati
Akhirnya kembali ke tanah rantau. Dengan sesak hati dilepas Ibu, adik dan saudara. Sebuah kecupan manis dari Ibu semakin meluluhlantakkan pertahanan yang coba di bangun. Tapi bagaimanapun, beliau harus tegar karena putrinya bukan pergi untuk hal yang sia-sia. Tapi untuk hal yang apa-apa. Insyaallah.
Kembali ke Bogor di temani ayah super hebat. Karena alasan mau pindah kos beliau memutuskan untuk ikut. Selalu begitu. Alasan sederhana menjadi hal yang sangat krusial saat itu menyangkut buah hatinya.
Astaga aku bukan tak ingat sesuatu. Aku sangat ingat dan bahkan sangat menentang. Iya, aku menentang ayahku mengantarku ke Bogor. Aku bisa mengatasinya sendiri. Pindah kos itu soal yang tak terlalu sulit. Tapi kembali lagi, kecintaan yang amat sangat pada putrinya, beliau rela melawan rasa sakitnya. Ya, beliau sedang sakit. Sakita yang sudah beberapa hari ini membuat beliau sedikit ringkih dan berkali mengucap istighfar saat nyeri itu mendera. Sakit yang membuat beliau memutuskan cuti lebih awal dan 3 hari berbaring di rumah. Ya, sakit tulang yang begitu membuatnya kesakitan.
Sakit yang dulu pernah di uji-kan padanya kini kembali harus dijalani. Dulu kaki kiri sekarang kaki kanan. Ringkih gerak membuatku semakin sesak. Sungguh, aku memaksa beliau agar tak memaksakan diri. Tapi, sungguh aku tak kuasa.
Akhirnya keberangkatan pada hari Sabtu malam, 23 Agustus 2013 sekitar pukul 20.30 WIB. Perjalanan menumpang mobil kakak, mobil pribadi kapasitas 8 orang. Dan di dalam mobil tersebut cukup sesak dengan 9 orang. Sebenarnya tidak sesesak itu, tetapi karena barang bawaan yang banyak membuat sesak.
Banyak ujian pada saat di dalam mobil. Posisi duduk yang sangat tidak nyaman karena banyaknya barang pasti membuat beliau makin kesakitan. Perlawanan rasa sakit tersebut dilawan dengan tidur yang tak begitu nyenyak sepanjang jalan.
Akhirnya sampai sekitar pukul 12.30 WIB. Perjalanan yang cukup melelahkan. Kemudian istirahat membuat kami lupa waktu. Setelah bangun, akhirnya kami pulang ke rumah kontrakanku dan mandi. Setelah itu menggelar kasur di depan televisi dan bersiap tidur.
Selama tidur, tak urung ku dengarkan beliau mendesis kesakitan. Itu lebih dari sebuah tusukan bagiku. Berubah-ubah posisi cukup membuktikan bahwa beliau masih sangat kesakitan. Pukul 3.30 beliau terbangun dan melaksanakan ritual malam yang rutin beliau lakukan, menghadap Sang Khalik dalam sujud. Setelah itu beliau melanjutkan tidur dan cukup pulas sepertinya. Membuatku sedikit lega.
Pagi harinya ternyata sakit itu masih terasa mendera. Akhirnya setelah beliau Shalat Duha, kami menuju kos baru untuk melihat kondisi dan mengambil kunci. Setelah itu kami pergi ke Lapas Cibinong untuk mengambil motor Kakak.
Ah, sepanjang perjalanan itu membuagku melayang pada ingatan lalu. Mengingat aku sudah disini selama kurang lebih setahun. Tapi sayangnya pergi pulang kampung selama sebulan tak begitu membuatku merindukan kota ini. Aku merasakan bahwa kota ini semakin gersang. Siang hari dengan panas yang sangat menyengat. Sungguh kontras dengan sebutan Kota Hujan yang hingga sekarang masih di sandang. Pembangunan flyover yang tak kunjung selesai membuat suasana semakin gerah. Idealisme sebagai mahasiswa konservasi sedikit terusik melihat kota yang tenggelam dalam beton ini. Oh, sungguh panas. Celetukkan ayahku mengenai Pasar yang berada di pinggir jalan raya. Pasar bernama Ciluar yang diplesetkan Ciruwet -_-"
Kemudian siang hari saat kembali ke kontrakan, kami makan siang di dekat Pasar Ciluar yang sebagian besar sudah dibongkar. Entah untuk apa. Semoga bukan untuk gossip yang sudah kudengar. Setelah sampai kontrakan aku dan ayah bersantai menonton televisi dan istirahat dari panas yang mendera.
Sore hari yang sebenarnya di rencanakan untuk pindahan barang terpaksa harus ditunda. Ini alasan yang sangat apa-apa. Aku dengan tegas menolaknya saat ayah mengingatkan untuk segera berkemas. Ayahku kesakitan saat bangun tidur dan hanya terduduk lemas. Astaghfirullah, itu membuatku sangat sesak. Sungguh sesak.
Ayah, perjuanganmu untuk putrimu. Kenapa harus sebegitu besarnya? Egoku pun tak membuatmu untuk berfikir dua kali walaupun untuk alasan yang sederhana. Semoga sakitmu segera reda, Yah. Semoga ujian ini segera berlalu dan engkau dapat melewatinya dengan gemilang. Semoga kesehatan menjadi nikmat yang selalu kau sandang. Dan doakan aku untuk tetap beristiqomah menjalankan apa yang engkau nasehatkan :') Aku mencintaimu karena Allah, Ayah.
Aku menangis bukan karena takut mati atau karena kecintaanku kepada dunia. Akan tetapi, yang membuatku menangis adalah kesedihanku karena aku tidak bisa lagi berpuasa dan shalat malam.”
(‘Amir bin ‘Abdi Qais)
We had a silent connection, unnoticed by most. We seemed oblivious to each other, but the magnetic pull between us existed. What perfect strangers we make now. We pulled the magnets far enough apart to barely feel their tug.
it’s almost as if we’ve never spoken (via multa--paucis)
What the frickin distance and hateful akwardness
Human behavior flows from three main source : desire, emotion, and knowledge. The only true wisdom is in knowing you know nothing-
233 posts