Noted Yaaaa :')

noted yaaaa :')

ammoralize - Kak Didit

More Posts from Ammoralize and Others

8 years ago

Dia yang berjalan sendiri ditengah kemalutnya hidup,semoga Allah membukakan pintu rezwki seluas-luasnya.

-Dita Kepada Desi

10 years ago

Jika penat menerpa, Allah jadi tempat menempa hati agar kembali semula

3 months ago

Am I Left Behind?

Ada sebuah penyakit, saya tidak tahu nama resminya. Tapi kita namakan saja “Sindrom Ketinggalan Balapan”.

Indikasinya begini:

• Kamu sedang belajar atau meniti karir, tapi have no idea kamu mau jadi seperti apa di ujungnya nanti.

• Kamu ngeliat figur-figur hebat di bidang kamu. Di satu sisi kamu jadi bersemangat, di sisi lain kamu jadi overwhelmed karena ngerasa banyak banget hal yang mesti kamu pelajari untuk berada pada posisi seperti mereka.

• Efek lainnya juga, mungkin kamu jadi ngerasa ketinggalan, atau bahkan ngerasa udah salah jalan selama ini.

• Lalu kamu ngerasa tahun-tahun yang sudah kamu lalui kamu habiskan begitu saja, agak sia-sia. Kesal dan menyesal rasanya.

• Terlebih, kalau figur yang kamu lihat adalah teman sebaya kamu. Ada yang udah sampai di sana, ada yang udah jadi ini, ada yang sudah menghasilkan itu. Rasanya pengen mencet tombol restart hidup–andai saja ada.

Apa yang mesti dipikirkan-dilakukan dalam kondisi begitu?

Penanganan pertama: “Ingat, hakikat yang paling hakiki tentang hidup, bahwa kita semua akan mati, lalu semua cita-cita, pencapaian, karir–betapapun cemerlangnya, akan berakhir. Tutup buku. Apa yang penting adalah amal yang kita niatkan, persembahkan, untuk Sang Pencipta.

Penganan kedua: “Ingat, semua orang berproses. Semua yang ada di puncak pernah mendaki dari bawah. Jika kita masih di bawah, santai aja. Panik tidak akan membuat kita tiba-tiba berada di puncak. Tenang. Terus bejalan, selangkah demi selangkah. Lakukan sekecil apapun upaya kamu untuk menjadi versi lebih baik dari diri kamu, setiap hari, setiap waktu.”

Penanganan ketiga: “Ingat, hidup bukan balapan. Yang lebih dahulu menjadi hebat tidak membuatnya superior secara permanen dibanding kita; suatu saat kita bisa melampauinya. Terlebih, yang di mata kita sudah hebat, barangkali payah dan berantakan dalam sekian aspek–yang mungkin kita baik di sana. Kasih sayang keluarga, pertemanan yang berkualitas, ibadah yang khusyu’–banyak sekali hal yang matters dalam hidup yang tidak perlu syarat untuk memilikinya.

Oke, sementara segitu dulu.

Tarik nafaaas, hembuskan. Ayo kita jalan lagi, selangkah demi selangkah.

It does not matter how slowly you go as long as you do not stop.

Confucius

Bismillah.

5 years ago

the right attitude (3)

you need to shift your attitude from coursework student to researcher.


Tags
10 years ago

O Allah  :'

Waiting for the call. InsyaAllah, someday.

4 years ago

Mindfulness

Beberapa hari terakhir saya mendapatkan jawaban atas pertanyaan besar dalam kepala atas apa yang sedang saya rasakan selama satu tahun belakangan. Tepatnya ketika keterburu-buruan masuk dalam hidup, terburu-buru yang tak jelas memburu apa dan kejar-kejaran yang juga tak jelas mengejar apa serta kesibukan yang juga tidak jelas menyibukan diri untuk apa dan siapa. Sangat mengenaskan hidup seperti ini.

Setiap hari merasa super sibuk, setiap hari hingga merasa tidak memiliki waktu, setiap saat penat, setiap saat merasa depresi atas sesuatu yang bernama ketidaktahuan. Ketidaktahuan atas apa yang disibukan dan apa yang membuat penat serta depresi.

Hidup yang sangat tidak jelas, tidak utuh dan  tidak terarah. Padahal banyak hal yang harus terselesaikan. Padahal selalu “sibuk”. Tapi sibuk yang seperti apa? Ternyata kesalahan yang sering saya lakukan adalah saya lupa untuk sabar dan sadar. Saya tidak sadar atas apa yang saya lakukan, kesibukan yang saya lakukan, bukanlah prioritas hidup saya. Pekerjaan yang saya lakoni bukanlah sesuatu yang saya lafalkan dan saya ambil hikmah daripadanya melakinkan hanyalah aktivitas yang sekedar aktivitas, sekedar aktiv raganya namun tidak hatinya. Hal tersebut ternyata membuat lelah dan lemah. 

Mindfulness atau kesadaran, utuh dan penuh harus dilakoni setiap saat. Niat dalam hati jua harus dilafal setiap hari, harus terus di baca dan ingat berulang-ulang agar hidup tidak hilang arah. Ketika pengemudi hilang kemudi, hilang arah maka kau akan mudah mengikuti arahan jalan orang lain yang bukan tujuanmu, Andita 2020

8 years ago

All warfare is based on deception. For years, the West’s hypocrisy has made the world a battlefield. The corrupt talk while your brothers and sons spill their own blood. But deceit cuts both ways. The bigger the lie, the more likely people will believe it, and when a nation cries out for help, the cries fall on dead ears, but when a nation cries for vengeance the lie spreads like a wildfire. The fire builds, devouring everything in its path. The world has always been a battlefield. Everywhere you go, the blood of Fathers, Mothers, brothers, sisters, sons and daughters alike scream out against you. You sit pretty in your homes safe and sound sharing posts speaking your mind on the matter but not doing a damn thing about it. Perhaps by spreading awareness you think you are doing your part. I believe you’re the problem. I believe you cannot yet hear it. The cries and the screams of those you claim to be “helping” by spreading your weak message, because the soil is not yet your own, so you cannot hear it. At least stop pretending to.

(via moeyhashy)

8 years ago

😇

maka doa istikarah itu indah sekali…

“yaa Allah aku mohon pilihan dengan ilmuMu..

bukan ilmuku karena aku tak tahu tentang dirinya, kecuali yang dhohir-dhohir saja itupun sangat terbatas, Engkau yang mengenal dia lahir dan batin, yang dia sembunyikan dariku Engkau mengetahuinya, yang tak tampak dariku, Engkau melihatnya,

..dan Aku memohon ketetapan dengan kuasaMu,,

bukan kuasaku, hati ini ada dalam genggamanMu. Engkau mudah membolak-balikkannya dari benci jadi cinta, dari cinta menjadi benci, Engkau yang kuasa atas hati ini ya Allah..

..ya Allah kalau engkau tahu, urusan ini baik untukku, dalam agamaku, kehidupanku, dan kesudahan urusanku nanti, tetapkan dia untukku, mudahkanlah dia untukku, dan berkahi untukku di dalamnya…

8 years ago

😍😍😍

Kisah Cinta Salman Al Farisi Yang Menggetarkan Hati. Sebuah Bukti Cinta Tak Harus Memiliki. . Ada banyak kisah cinta dua umat manusia yang melegenda di dunia ini, mulai dari kisah cinta roman ala Shakespeare, hingga kisah cinta Islami Ali bin Abi Thalib dengan Fatimah Az Zahra yang indah. Namun pada kesempatan kali ini, kita akan mengintip bagaimana kisah cinta Salman Al Farisi Radhiallahu’anhu yang akan menginspirasimu.

Salman Al Farisi Radhiallahu’anhu adalah seorang pemuda Persia. Salman Al Farisi tak lain adalah mantan budak di Isfahan, salah satu daerah di Persia. Salman Al Farisi Radhiallahu’anhu adalah sahabat Rasulullah yang spesial. Ia terkenal dengan kecerdikannya dalam mengusulkan penggalian parit di sekeliling kota Madinah pada saat kaum kafir Quraisy Mekkah bersama pasukan sekutunya menyerbu Rasulullah dan juga kaum muslimin dalam perang Khandaq. Ada sekitar dua puluh empat ribu pasukan musuh dibuat kalah, karena parit yang diusulkan Salman Al Farisi dan tentu saja karena pertolongan Allah yang mendatangkan angin topan. Musuh agama Allah itu pulang dengan tangan hampa dan hati kecewa karena kalah perang. Sejak itu nama Salman Al-Farisi Radhiallahu’anhu makin bersinar di kalangan para sahabat.

Sedangkan untuk kisah cintanya, Salman Al Farisi merasakan jatuh cinta ketika Rasulullah dan kaum muslimin hijrah menuju kota Madinah. Maka di kota inilah Salman Al Farisi Radhiallahu’anhu berniat untuk menggenapkan separuh agamanya dengan menikah. Saat itu diam-diam Salman Al Farisi menaruh perasaan cinta kepada seorang wanita muslimah Madinah nan sholihah yang disebut kalangan Anshar. Maka dia pun memantapkan niatnya untuk melamar wanita pujaan hatinya.

Namun sayangnya ada sesuatu yang mengganjal di hati Salman Al Farisi ketika hendak melamar. Salman Al Farisi merasa asing, karena dia adalah penduduk baru dan jelas belum mengetahui bagaimana adat melamar wanita di kalangan masyarakat Madinah dan bagaimana dengan tradisi Anshar saat mengkhitbah wanita. Demikianlah hal yang dipikirkan Salman Al Farisi, dia tak tahu mengenai budaya yang diterapkan di kota yang baru ini dan jelas tak bisa sembarangan tiba-tiba datang mengkhitbah wanita tanpa persiapan matang.

Hingga akhirnya Salman Al Farisi mendatangi seorang sahabatnya yang merupakan penduduk asli Madinah, yaitu Abu Darda. Ia bermaksud meminta bantuan dari sahabatnya, Abu Darda untuk menemaninya saat mengkhitbah wanita impiannya. Setelah mendengar cerita sahabatnya tersebut, Abu Darda pun begitu girang. Ia pun memeluk Salman Al Farisi dan bersedia membantu dan juga mendukung sahabatnya itu. Tak ada perasaan ragu bahkan menolak dalam diri seorang Abu Darda. Dan inilah kesempatan Abu Darda untuk membantu saudara seimannya.

Setelah sebuah persahabatan yang indah itu menolong Salman Alfarisi, maka beberapa hari kemudian ia mempersiapkan segala sesuatunya, Salman Al Farisi pun mendatangi rumah sang gadis dengan ditemani sahabatnya itu. Keduanya merasa begitu gembira selama perjalanan. Setiba di rumah wanita sholihah tersebut, keduanya pun diterima dengan baik oleh sang tuan rumah, yang tak lain adalah orang tua wanita Anshar yang dicintai oleh Salman Al Farisi.

Abu Darda pun memperkenalkan dirinya dan memperkenalkan Salman Al Farisi, ia pun menceritakan mengenai Salman Al Farisi yang berasal dari Persia dan kini telah berhijrah ke Madinah. Abu Darda juga menceritakan mengenai kedekatan Salman Al Farisi yang tak lain adalah sahabat Rasulullah. Dan terakhir adalah maksudnya untuk mewakili sahabatnya itu untuk melamar.

Mendengar itu semua, maka si tuan rumah merasa sangat terhormat. Ia senang akan kedatangan dua orang sahabat Rasulullah. Ditambah lagi karena salah satunya bahkan berkeinginan melamar putrinya. Namun hal itu tidak membuat sang ayah langsung menerimanya. Karena seperti yang diajarkan Rasulullah, bahwa sang ayah harus bertanya bagaimana pendapat putrinya mengenai lamaran tersebut. Karena jawaban itu adalah hak dari putrinya secara penuh.

Sang ayah pun lalu memberikan isyarat kepada istri dan juga putrinya yang berada dibalik hijabnya. Ternyata sang putri telah mendengar percakapan sang ayah dengan Abu Darda. Maka wanita muslimah tersebut ternyata juga telah memberikan pendapatnya mengenai pria yang melamarnya. Berdebarlah jantung Salman Al Farisi saat menunggu jawaban dari balik tambatan hatinya, tak hanya itu Abu Darda pun menatap gelisah pada wajah ayah si gadis. Dan tak begitu lama semua menjadi jelas ketika terdengar suara lemah lembut keibuan sang bunda yang mewakili putrinya untuk menjawab pinangan Salman Al Farisi.

“Mohon maaf kami perlu berterus terang”, kalimat itu membuat Salman Al Farisi dan Abu Darda berdebar menanti jawaban. Manusiawi, karena Salman Al Farisi dan Abu Darda hanyalah manusia biasa juga seperti kita. Maka perasaan tegang dan gelisah pun segera menyeruak dalam diri mereka berdua.

“Namun karena kalian berdualah yang datang dan mengharap ridho Allah, saya ingin menyampaikan bahwa putri kami akan menjawab iya jika Abu Darda juga memiliki keinginan yang sama seperti keinginan Salman Al Farisi”. Sungguh jawaban yang mengagetkan, wanita yang diidam-idamkan untuk menjadi istri Salman Al Farisi, justru memilih Abu Darda yang hanya ingin membantu pinangan sahabatnya. Takdir Allah berkehendak lain, cinta bertepuk sebelah tangan. Tetapi itulah ketetapan Allah menjadi rahasia-Nya, yang tidak pernah diketahui oleh siapapun kecuali oleh Allah.

Jika seperti pria pada umumnya, maka hati Salman Al Farisi pasti hancur berkeping-berkeping. Ia akan merasakan kehancuran yang teramat sangat. Tapi berbeda dengan pria lainnya, Salman Al Farisi merupakan pria sholih, taat, dan juga seorang mulia dari kalangan sahabat Rasulullah. Dengan ketegaran hati yang luar biasa ia justru menjawab, Allahu Akbar. Salman Al Farisi girang, bahkan ia justru menawarkan bantuan untuk pernikahan keduanya. Tanpa perasaan hati yang sakit, ia dengan ikhlas memberikan semua harta benda yang ia siapkan untuk menikahi si wanita itu. Bahkan mahar dan nafkah yang telah dipersiapkan diberikan kepada Abu Darda. Ia juga akan menjadi saksi pernikahan sahabatnya itu.

Betapa indahnya kebesaran hati Salman Al Farisi yang begitu faham bahwa cinta, kepada seorang wanita tidaklah memberinya hak untuk memiliki. Sebelum lamaran diterima, sebelum melaksanakan ijab qabul diikrarkan, cinta tidak menghalalkan hubungan dua insan. Tak hanya itu, ia juga sangat faham akan arti persahabatan sejati.

6 years ago
Terima Kasih Telah Membersamai Dokterfina Tumbuh Dokter2 Kesayangan Fina. Sehat Selalu, Doa Terbaik Untuk

Terima kasih telah membersamai dokterfina tumbuh dokter2 kesayangan fina. Sehat selalu, doa terbaik untuk perjuangan kita di magister ini dok🏥📚 #marsurindo25 #dokterfina #finaslife

  • alisyaistis
    alisyaistis reblogged this · 10 years ago
  • alisyaistis
    alisyaistis liked this · 10 years ago
  • midwinternightscake
    midwinternightscake reblogged this · 10 years ago
  • midwinternightscake
    midwinternightscake liked this · 10 years ago
  • hujanyangjatuh
    hujanyangjatuh reblogged this · 10 years ago
  • hujanyangjatuh
    hujanyangjatuh liked this · 10 years ago
  • perempuandibalikpintu
    perempuandibalikpintu liked this · 10 years ago
  • anonymousdaisy
    anonymousdaisy liked this · 10 years ago
  • biruhijaulaut
    biruhijaulaut reblogged this · 10 years ago
  • biruhijaulaut
    biruhijaulaut liked this · 10 years ago
  • ammoralize
    ammoralize reblogged this · 10 years ago
  • saybudiani
    saybudiani liked this · 10 years ago
  • titiktanpakoma
    titiktanpakoma reblogged this · 10 years ago
  • titiktanpakoma
    titiktanpakoma liked this · 10 years ago
  • apriyantievi
    apriyantievi reblogged this · 10 years ago
  • greatpurple
    greatpurple reblogged this · 10 years ago
ammoralize - Kak Didit
Kak Didit

Ingin setegar Ibunda Khadijah R.A binti Khuwailid, secerdas Aisyah binti Abu Bakar| Pencari Ridho-Nya dan Pengagum umat terbaikNya Rasullah Muhammad SAW♡ Punya mimpi untuk menjadi orang berguna

242 posts

Explore Tumblr Blog
Search Through Tumblr Tags