Tak perlu panjang lebar engkau bercerita, karena dengan melihatmu saja banyak hal yang ingin ku ceritakan dalam hidupku
_Andita Minda Mora
Apa jadinya jika ada orang yang sholat namun hatinya tidak lembut? Apa jadinya jika setelah selesai berdzikir tidak mampu membuat hatimu tenang? Apa gunanya semua kalimat yang kau ucapkan dan apa gunanya setiap gerakan yang kau lakukan? Bukankah hanya sia-sia belaka?
Selepas sholat harusnya menjadikan hatimu tenang, menjadikan hatimu tunduk kepada Allah. Mungkin tidak semua bacaan sholat yang kita pahami sehingga tidak ada yang meberikan bekas di dalam dada? Atau sholat hanya dijadikan sebagai pelepas hutang agar kewajiban berguguran?
Boleh amal InsyaAllah 😊 #RoadbacktoAllah
#telagabiru
Wisuda Universitas Jambi ke 71 Dies Natalis ke 53 🐣🐣🐣 . . . . Bertepatan dengan tanggal 14 Mei 2016 . Hari bersejarah itu tercipta tentunya bukan karena kehebatan, kepintaran ataupun kekuasaan diri sendiri. Hari bersejarah itu memerlukan tetesan keringat dan air mata 🏋🏋 Hahahah jangan terlalu serius eh tapi itu serius keringat dan air mata guys. Namaku Andita biasa dipanggil Didit /Dita/Puti (kalau mama lagi kesal). Terlahir dari seorang wanita Luar Biasa tangguh tegar dan cerdas dan seorang ayah yang gigih serta pemberani 🎎 Rasa syukur terdalam memiliki mereka berdua. Please kalau ceritanya dirunut dari masa kecil hingga sekarang ceritanya bakal gak muat di tumblr ini bagi yang ingin bercerita lebih lanjut kesini aja mditaandita@yahoo.co.id . Lanjut mengenai kuliah . . Aku menuntaskan pendidikan Sekolah Menengah Atas di SMAN1 Talamau, Pasaman Barat Sumatera Barat. Tidak ada yang terlalu istimewa dan mewah dari kehidupan ku. Tidak ada . Masa SMA bagiku adalah masa menjalani program pemerintah wajib belajar 12 tahun. 😁 Masa itu juga adalah masa yang paling menyenangkan sekaligus menyedihkan dalam hidup ku. Disaat semua anak wanita tumbuh dengan baik mencari jati diri dan belajar menjadi wanita sejati aku malah sebaliknya. 😌😌 Aku sering berkutat dengan buku pelajaran , karena dirumah susah belajar 🤔 tidak punya waktu untuk mengurus diri dan yaa gak ada yang ngajarin aku untuk hidup layaknya ciwiciwi 😂😂😂 dulu masih hobi keluar rumah pake celana diatas lutut baju pendek gak berjilbab 🙁🙁 gak pernah beres pokoknya. Aku baru sadar sekarang. Pantesan gak ada yang mau ngajak jalan aku 😢 bukan cowok aja yang cewe2 hits disekolah aku juga jarang ngajak aku. Padahal mereka belajarnya sama aku . Tapi aku tidak pernah mengeluh. Aku aja sadarnya belakangan kalau aku menyedihkan 😂 *lebay*. Di zamannya pun aku gak punya handphone, ga bisa naik motor 😔🐂 tapi aku bersyukur sekarang akhirnya aku gak rusak banget otaknya karena Smartphone. 😎😎 Walaupun begitu posisi bertahan Big Five di kelas selalu aku dapatkan dengan lawan2 bukan lawan deh dengan partner yang luar biasa. Kehidupannya sangat mendukung mereka untuk stay 24hours in their books . Sekarang mereka pun sudah menjadi luar biasa di bidang nya. Pround of you Mepsa Putra, S.Kep , Nova Yanti,SE , drh.Purnama Shinta Yosi Yusika on going to be SP.
Yang bakalan aku ajarin kalau punya anak nanti : “Nak, gak perlu banyak gaya cukup sederhana asal menutup aurat rapi dan bersih , al quran dan akhirat di hati insyaallah dunia ada di genggaman mu,Nak”.
Tapi dari kekurangan yang aku rasakan menjadi pemacu untuk dapat hidup lebih baik lagi. Dan akhirnya sadar pendidikan salah satu sarana mengubah nasib. Pendidikan 🎓 Ingat pergi pertama kali ke Jambi naik Bus Pita Bunga. Saat itu adik ku Odi masih berumur 5 tahun dan Lani 3 tahun aku ditemani mama dan papa. Mama gak pernah ‘memanjakan’ kami. Ketika kami salah kami dihukum , ketika kami tidak melaksanakan tugas dengan baik kami wajib menerima hukuman, walaupun mama guru disekolah adik adik ku belajar ketika mereka salah mereka tetap dihukum. Misalnya tidak sholat 5 waktu sehari kami wajib mendapatkan potongan uang jajan. Ketika malas mengaji /sekolah madrasah jatah menonton tv jatah uang jajan hilang. Begitu juga ketika pertama kali aku menyatakan ingin kuliah . Kamu sanggup kalau kuliah tidak seperti anak lain? Sanggup sebulan dengan uang IDR 500000? Sanggup! Mama lihat selama satu semester jika nilai tidak baik angkat tas bawa baju pulang kampung. Gak usah kuliah berarti selama disana cuma main main .
Begitulah, Mama bukan nya ingin aku merasa kecil dan tidak berdaya tapi dengan aku dipersempit ruang untuk hal yang sebenarnya aku ingin aku bisa lebih terpacu mengingat kondisiekonomi keluarga yang juga tidak mendukung untuk berfoya foya. Mungkin hal tersebut yang membuat akh terlihat selalu “ngotot” di kelas dan sangat ambisius . Karena tadi aku sudah ditanamkan nilai kekurangan ditanamkan bahwa aku kurang kurang sehingga aku harus berusaha berusaha dan berusaha.
Point : Jangan pernah merasa lebih dan berfikiran lebih. Terkadang keadaan yang serba kekurangan memaksa kita untuk lebih banyak bergerak daripada pasif . Aku pernah bosan, jenuh, lelah sedih tapi aku selalu ingat perjuangan yang sudah aku lalui tidak sedikit aku tidak siapa siapa bukan sesiapa jadi aku harus semangat dan berusaha . To be continue
♥
1 Allah (الله) The Greatest Name
2 Ar-Rahman (الرحمن) The All-Compassionate
3 Ar-Rahim (الرحيم) The All-Merciful
4 Al-Malik (الملك) The Absolute Ruler
5 Al-Quddus (القدوس) The Pure One
6 As-Salam (السلام) The Source of Peace
7 Al-Mu’min (المؤمن) The Inspirer of Faith
8 Al-Muhaymin (المهيمن) The Guardian
9 Al-Aziz (العزيز) The Victorious
10 Al-Jabbar (الجبار) The Compeller
11 Al-Mutakabbir (المتكبر) The Greatest
12 Al-Khaliq (الخالق) The Creator
13 Al-Bari’ (البارئ) The Maker of Order
14 Al-Musawwir (المصور) The Shaper of Beauty
15 Al-Ghaffar (الغفار) The Forgiving
16 Al-Qahhar (القهار) The Subduer
17 Al-Wahhab (الوهاب) The Giver of All
18 Ar-Razzaq (الرزاق) The Sustainer
19 Al-Fattah (الفتاح) The Opener
20 Al-`Alim (العليم) The Knower of All
21 Al-Qabid (القابض) The Constrictor
22 Al-Basit (الباسط) The Reliever
23 Al-Khafid (الخافض) The Abaser
24 Ar-Rafi (الرافع) The Exalter
25 Al-Mu’izz (المعز) The Bestower of Honors
26 Al-Mudhill (المذل) The Humiliator
27 As-Sami (السميع) The Hearer of All
28 Al-Basir (البصير) The Seer of All
29 Al-Hakam (الحكم) The Judge One
30 Al-`Adl (العدل) The Just
31 Al-Latif (اللطيف) The Subtle One
32 Al-Khabir (الخبير) The All-Aware
33 Al-Halim (الحليم) The Forbearing
34 Al-Azim (العظيم) The Magnificent
35 Al-Ghafur (الغفور) The Forgiver and Hider of Faults
36 Ash-Shakur (الشكور) The Rewarder of Thankfulness
37 Al-Ali (العلى) The Highest
38 Al-Kabir (الكبير) The Greatest
39 Al-Hafiz (الحفيظ) The Preserver
40 Al-Muqit (المقيت) The Nourisher
41 Al-Hasib (الحسيب) The Accounter
42 Al-Jalil (الجليل) The Mighty
43 Al-Karim (الكريم) The Generous
44 Ar-Raqib (الرقيب) The Watchful One
45 Al-Mujib (المجيب) The Responder to Prayer
46 Al-Wasi (الواسع) The All-Comprehending
47 Al-Hakim (الحكيم) The Perfectly Wise
48 Al-Wadud (الودود) The Loving One
49 Al-Majid (المجيد) The Majestic One
50 Al-Ba’ith (الباعث) The Resurrector
51 Ash-Shahid (الشهيد) The Witness
52 Al-Haqq (الحق) The Truth
53 Al-Wakil (الوكيل) The Trustee
54 Al-Qawiyy (القوى) The Possessor of All Strength
55 Al-Matin (المتين) The Forceful One
56 Al-Waliyy (الولى) The Governor
57 Al-Hamid (الحميد) The Praised One
58 Al-Muhsi (المحصى) The Appraiser
59 Al-Mubdi’ (المبدئ) The Originator
60 Al-Mu’id (المعيد) The Restorer
61 Al-Muhyi (المحيى) The Giver of Life
62 Al-Mumit (المميت) The Taker of Life
63 Al-Hayy (الحي) The Ever Living One
64 Al-Qayyum (القيوم) The Self-Existing One 65 Al-Wajid (الواجد) The Finder
66 Al-Majid (الماجد) The Glorious
67 Al-Wahid (الواحد) The One, the All Inclusive, The Indivisible
68 As-Samad (الصمد) The Satisfier of All Needs
69 Al-Qadir (القادر) The All Powerful
70 Al-Muqtadir (المقتدر) The Creator of All Power
71 Al-Muqaddim (المقدم) The Expediter
72 Al-Mu’akhkhir (المؤخر) The Delayer
73 Al-Awwal (الأول) The First
74 Al-Akhir (الأخر) The Last
75 Az-Zahir (الظاهر) The Manifest One
76 Al-Batin (الباطن) The Hidden One
77 Al-Wali (الوالي) The Protecting Friend
78 Al-Muta’ali (المتعالي) The Supreme One
79 Al-Barr (البر) The Doer of Good
80 At-Tawwab (التواب) The Guide to Repentance
81 Al-Muntaqim (المنتقم) The Avenger
82 Al-‘Afuww (العفو) The Forgiver
83 Ar-Ra’uf (الرؤوف) The Clement
84 Malik-al-Mulk (مالك الملك) The Owner of All
85 Dhu-al-Jalal wa-al-Ikram (ذو الجلال و الإكرام) The Lord of Majesty and Bounty
86 Al-Muqsit (المقسط) The Equitable One
87 Al-Jami’ (الجامع) The Gatherer
88 Al-Ghani (الغنى) The Rich One
89 Al-Mughni (المغنى) The Enricher
90 Al-Mani’(المانع) The Preventer of Harm
91 Ad-Darr (الضار) The Creator of The Harmful
92 An-Nafi’ (النافع) The Creator of Good
93 An-Nur (النور) The Light
94 Al-Hadi (الهادي) The Guide
95 Al-Badi (البديع) The Originator
96 Al-Baqi (الباقي) The Everlasting One
97 Al-Warith (الوارث) The Inheritor of All
98 Ar-Rashid (الرشيد) The Righteous Teacher
99 As-Sabur (الصبور) The Patient One
In particular, you need to shift your attitude from being a sprinter to being a mid-distance runner. A mid-distance runner maintains a moderate but steady pace, even holding back a little to conserve energy, then picks up speed towards the end.
Sometimes you need to do the hard thing in order to make life easier and happier for you in the future! It might be easier to stay on the default path now, but that might make life more difficult in the future. Working a little harder (and smarter!) now can make your life a lot simpler for the long run.
Chibird store | Positive pin club | Webtoon
Penghujung tahun ini belajar satu hal lagi, bahwa adab benar-benar harus berada di atas ilmu. Eits bukan berarti ilmu gak penting ya, sama pentingnya. Namun saya sendiri hari ini sedang alergi dengan orang yang mengaku berilmu namun adabnya ke sesama manusia masih dipertanyakan. Ya Allah mungkin sekarang saya sedang merasa sombong dan emosi berlebihan, ampuni hati hamba ya Allah hamba tahu semua ini hanya titipan dari Engkau dan bertemu orang seperti itu hanya ujian bagi hamba. Seharusnya tidak usah terlalu digubris, sehrusnya tidak usah terlalu diomongin karena niat hati kita akan kembali kepada diri kita sendiri. Niat baik akan sampai dengan cara elegan balik ke diri kita dan niat buruk akan kembali ke diri yang berniat jahat tersebut. Ya Allah hamba ikhlaskan apapun yang terjadi ~
Manusia yang kaya dan beruntung sebenarnya adalah mereka yang memiliki hati yang tenang dan lapang. Sebenarnya kita selalu lupa bahawa hati kita itu Allah yang pegang. Dan lupa bahawa rasa ketenangan itu Allah lah yang berkuasa mencampakkan ke dalam hati kita. Kita selalu beranggapan bahawa kita akan gembira bila mendapat apa yang kita mahukan. Tapi sebenarnya kita silap. Gembira sahaja tidak cukup tanpa hati yang tenang. Hati yang tenang akan menjadikan kita aman dan sentiasa lapang walaupun mempunyai banyak kekurangan dan masalah. Sedangkan rasa gembira itu hanya bersifat sementara. Dan kunci ketenangan hati adalah dengan menjaga hubungan dengan Allah diikuti dengan menjaga hubungan dengan manusia yang lain.
Seperti kata pepatah lama “tak kenal maka tak sayang”, pada Ramadan kali ini saya akan melanjutkan serial mengenai sahabat Rasulullah yang sempat saya mulai beberapa waktu silam. Jika pada saat itu saya menuliskan 29 Sahabat, kali ini saya akan mencoba mencuplik kisah-kisah keempat khalifah sepeninggal Rasulullah. Lagi-lagi, apa-apa yang saya sampaikan di sini hanya berupa ringkasan. Saya sangat menyadari keterbatasan pengetahuan saya mengenai perkara ini. Jika teman-teman merasa kisah-kisah para sahabat Rasulullah itu menarik, tentu bisa mencari sumber lain yang yang lebih lengkap. Oh iya, literatur yang saya gunakan untuk tulisan ini adalah “Tarikh Khulafa” karya Imam As-Suyuthi. Selamat berkenalan, selamat menjalankan ibadah Ramadan.
Di antara sahabat-sahabat yang lain, Abu Bakar adalah salah satu orang yang paling memahami Rasulullah. Suatu ketika Rasulullah mengutus Amr bin Ash sebagai komandan dalam suatu ekspedisi perang. Ikut dalam rombongan itu Abu Bakar dan Umar. Ketika mereka sampai ke medan pertempuran, Amr memerintahkan kepada pasukan untuk tidak menyalakan api. Mendengar hal ini, Umar marah dan dia mau mendatangi Amr bin Ash. Abu Bakar kemudian mencegahnya. Ia mengatakan kepada Umar bahwa Rasulullah tak akan menjadikan seseorang yang tak mengerti strategi perang sebagai komandan.
Syahdan, Rasulullah berkhutbah di depan khalayak ramai, “sesungguhnya, Allah yang mahaagung telah memberikan pilihan kepada seorang hamba antara dunia dan akhirat. Lalu hamba itu memilih apa yang ada di sisi Allah.”
Mendengarkan kalimat-kalimat itu, Abu Bakar langsung menangis, “kami menjadikan anak-anak kami dan ibu-ibu kami sebagai jaminan,” ujarnya sesenggukan.
Tentu sahabat yang lain merasa heran dengan tangisan Abu Bakar. Mereka tidak merasakan ada hal yang aneh dari apa-apa yang disampaikan Nabi. Selang beberapa waktu, barulah para sahabat mafhum mengapa Abu Bakar menangis. Yang dimaksud hamba itu tak lain dan tak bukan adalah Rasulullah sendiri. Dan memilih apa-apa yang ada di sisi Allah berarti kebersamaan dengan Rasulullah tak lama lagi.
Meskipun menangis paling awal bahkan ketika Rasulullah meninggal dunia, ia memberikan tanggapan paling baik ketika kabar itu menjalar ke seluruh Medinah: Rasulullah wafat. Hari itu, Medinah begitu mencekam. Umar yang selalu bertindak dengan pikiran yang lurus bahkan tak bisa menerima kenyataan bahwa Rasulullah telah meninggal. Dengan tegas ia berkata, “Rasulullah tidak mati.” Ia yakin, Rasulullah akan bangkit kembali. Ia bahkan mengancam orang-orang yang menyebarkan berita kematian Rasulullah.
Pada kondisi seperti ini, Abu Bakar kembali menunjukkan kedekatannya dengan Rasulullah. Kedekatan yang membuatnya sangat paham: Rasulullah adalah manusia biasa.
Setelah melihat jenazah Rasulullah, ia pergi menenangkan Umar. Abu Bakar berkata, “Perhatikanlah, barangsiapa menyembah Muhammad, Muhammad telah meninggal, dan barangsiapa menyembah Allah, Allah Mahahidup, tidak akan mati.”
Ia kemudian menukil surat Az-Zumar ayat 30, “sesunguhnya kamu akan mati dan mereka akan mati.”
Abu Bakar menambahkan lagi surat Ali Imran ayat 144, “Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang rasul, sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa orang rasul. Apakah jika ia wafat atau dibunuh kamu berbalik ke belakang? Barangsiapa yang berbalik ke belakang, ia tidak dapat mendatangkan mudarat kepada Allah sedikitpun. Dan Allah akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur.”
Mendengar itu, semua sahabat menangis tersedu-sedu. Umar bahkan mengaku, sebelum Abu Bakar membaca ayat-ayat tersebut, ia seolah-olah tak pernah tahu bahwa ayat-ayat itu ada. Setelah Abu bakar menyelesaikan ayat-ayat tersebut, Umar barulah bisa menerima wafatnya Rasulullah.
Ingin setegar Ibunda Khadijah R.A binti Khuwailid, secerdas Aisyah binti Abu Bakar| Pencari Ridho-Nya dan Pengagum umat terbaikNya Rasullah Muhammad SAW♡ Punya mimpi untuk menjadi orang berguna
242 posts