Awal tahun adalah hari yang baru sekaligus perubahan haluan langkah hidup . Dit, harus bisa tenang ini adalah ujian dari Allah . Jangan takut hidup mati rezeki jodoh ada di genggaman Nya. Allah mau lihat usaha didit, Allah mau lihat doa didir dan Allah mau lihat seberapa besar kecintaan didit pada Nya. Jadi Muslimah gak boleh galau ya sayang, ini ujian. Didit insyaallah bisa. Allah selalu di hati Alhamdulillah yaa Allah Allah sayang didit 😇🤗
Wisuda Universitas Jambi ke 71 Dies Natalis ke 53 🐣🐣🐣 . . . . Bertepatan dengan tanggal 14 Mei 2016 . Hari bersejarah itu tercipta tentunya bukan karena kehebatan, kepintaran ataupun kekuasaan diri sendiri. Hari bersejarah itu memerlukan tetesan keringat dan air mata 🏋🏋 Hahahah jangan terlalu serius eh tapi itu serius keringat dan air mata guys. Namaku Andita biasa dipanggil Didit /Dita/Puti (kalau mama lagi kesal). Terlahir dari seorang wanita Luar Biasa tangguh tegar dan cerdas dan seorang ayah yang gigih serta pemberani 🎎 Rasa syukur terdalam memiliki mereka berdua. Please kalau ceritanya dirunut dari masa kecil hingga sekarang ceritanya bakal gak muat di tumblr ini bagi yang ingin bercerita lebih lanjut kesini aja mditaandita@yahoo.co.id . Lanjut mengenai kuliah . . Aku menuntaskan pendidikan Sekolah Menengah Atas di SMAN1 Talamau, Pasaman Barat Sumatera Barat. Tidak ada yang terlalu istimewa dan mewah dari kehidupan ku. Tidak ada . Masa SMA bagiku adalah masa menjalani program pemerintah wajib belajar 12 tahun. 😁 Masa itu juga adalah masa yang paling menyenangkan sekaligus menyedihkan dalam hidup ku. Disaat semua anak wanita tumbuh dengan baik mencari jati diri dan belajar menjadi wanita sejati aku malah sebaliknya. 😌😌 Aku sering berkutat dengan buku pelajaran , karena dirumah susah belajar 🤔 tidak punya waktu untuk mengurus diri dan yaa gak ada yang ngajarin aku untuk hidup layaknya ciwiciwi 😂😂😂 dulu masih hobi keluar rumah pake celana diatas lutut baju pendek gak berjilbab 🙁🙁 gak pernah beres pokoknya. Aku baru sadar sekarang. Pantesan gak ada yang mau ngajak jalan aku 😢 bukan cowok aja yang cewe2 hits disekolah aku juga jarang ngajak aku. Padahal mereka belajarnya sama aku . Tapi aku tidak pernah mengeluh. Aku aja sadarnya belakangan kalau aku menyedihkan 😂 *lebay*. Di zamannya pun aku gak punya handphone, ga bisa naik motor 😔🐂 tapi aku bersyukur sekarang akhirnya aku gak rusak banget otaknya karena Smartphone. 😎😎 Walaupun begitu posisi bertahan Big Five di kelas selalu aku dapatkan dengan lawan2 bukan lawan deh dengan partner yang luar biasa. Kehidupannya sangat mendukung mereka untuk stay 24hours in their books . Sekarang mereka pun sudah menjadi luar biasa di bidang nya. Pround of you Mepsa Putra, S.Kep , Nova Yanti,SE , drh.Purnama Shinta Yosi Yusika on going to be SP.
Yang bakalan aku ajarin kalau punya anak nanti : “Nak, gak perlu banyak gaya cukup sederhana asal menutup aurat rapi dan bersih , al quran dan akhirat di hati insyaallah dunia ada di genggaman mu,Nak”.
Tapi dari kekurangan yang aku rasakan menjadi pemacu untuk dapat hidup lebih baik lagi. Dan akhirnya sadar pendidikan salah satu sarana mengubah nasib. Pendidikan 🎓 Ingat pergi pertama kali ke Jambi naik Bus Pita Bunga. Saat itu adik ku Odi masih berumur 5 tahun dan Lani 3 tahun aku ditemani mama dan papa. Mama gak pernah ‘memanjakan’ kami. Ketika kami salah kami dihukum , ketika kami tidak melaksanakan tugas dengan baik kami wajib menerima hukuman, walaupun mama guru disekolah adik adik ku belajar ketika mereka salah mereka tetap dihukum. Misalnya tidak sholat 5 waktu sehari kami wajib mendapatkan potongan uang jajan. Ketika malas mengaji /sekolah madrasah jatah menonton tv jatah uang jajan hilang. Begitu juga ketika pertama kali aku menyatakan ingin kuliah . Kamu sanggup kalau kuliah tidak seperti anak lain? Sanggup sebulan dengan uang IDR 500000? Sanggup! Mama lihat selama satu semester jika nilai tidak baik angkat tas bawa baju pulang kampung. Gak usah kuliah berarti selama disana cuma main main .
Begitulah, Mama bukan nya ingin aku merasa kecil dan tidak berdaya tapi dengan aku dipersempit ruang untuk hal yang sebenarnya aku ingin aku bisa lebih terpacu mengingat kondisiekonomi keluarga yang juga tidak mendukung untuk berfoya foya. Mungkin hal tersebut yang membuat akh terlihat selalu “ngotot” di kelas dan sangat ambisius . Karena tadi aku sudah ditanamkan nilai kekurangan ditanamkan bahwa aku kurang kurang sehingga aku harus berusaha berusaha dan berusaha.
Point : Jangan pernah merasa lebih dan berfikiran lebih. Terkadang keadaan yang serba kekurangan memaksa kita untuk lebih banyak bergerak daripada pasif . Aku pernah bosan, jenuh, lelah sedih tapi aku selalu ingat perjuangan yang sudah aku lalui tidak sedikit aku tidak siapa siapa bukan sesiapa jadi aku harus semangat dan berusaha . To be continue
Aku melihat guratan kcewa dari kedua sorot matanya. Mungkin dalam hidupnya tak pernah ia temukan kecewaan yang mendalam. Aku tahu apa yang dia rasakan. Aku mengerti bagaimana rasanya berada di posisinya. Tapi dengan keterbatasan jarak dan juga keterbatasan faktor "X" aku hanya bisa mendoakan nya dari kejauhan. Tak lepas dari doa ku kepada keluarga ku sahabatku, akupun berdoa untuk nya. Dia yang ku tatap diam-diam dari balik ruang kaca ujian komprehensif nya. Semoga Dia diberi kesabaran. Ah, ingin rasanya aku menghilangkan gusar hatinya, penat jiwa nya. Mungkin hanya menjadi mimpi, sampai mimpi itu d "Aamiin" kan oleh semesta dan memang ia menjadi takdir ku. Atau biarkan rasa menjadi tetaplah rasa yang tak pernah memiliki kesempatan untuk menyampaikan rasa, karena aku sangat menjaga diriku dari sesuatu yang bisa merusak kedekatanku kepadaNya, dia itu milikNya. Yaa aku harus mendekatkan diri pada si pemilik :)
Muaro Jambi,02 April 2014
Hari ini pukul 11.01 WIB hari Rabu 21 Desember 2016 umurku 22 tahun 10 bulan , pada usia sekarang ini aku merasakan kegalauan yang sangat besar terkait masa depan. Masa depan yang belum pasti dapat aku jalani . Masa depan yang aku tidak tahu kapan dan apa yang akan berlaku nantinya. Apa pekerjaanku? Menjadi orang yang bagaimanakah aku kelak ? Siapa jodohku? Masihkah aku dapat berkumpul dengan anggota keluarga ku? Bagaimana mereka nanti 😑😑 Kalian tahu? Aku galau diusia ini aku khawatir pada hari ini. Apa yang telah aku dapatkan dan apa yang telah aku bagikan? Apa yang telah aku dapatkan dan apa yang telah aku perbuat. Mari mundur ke belakang ketika aku berumur 15 tahun sekitar 7 tahun yang lalu 👩 ketika diusia itu aku pun galau . Galau aku akan seperti apa kuliah /kerja dimana mau kemana dan apakah aku masih diberikan kesempatan untuk hidup. Hari ini lah ternyata masa depan yang aku khawatirkan ketika usiaku 15 tahun . Aku ingat Orang bijak pernah berkata "Kita hari ini adalah cerminan Kita di masa Depan". Saya ingin menarik mundur kembali apa yang telah saya perbiat 5-7tahun lalu. . . . Waktu itu aku tinggal dengan saudara mama. Mereka memiliki warung ayam bakar yang superrr enak😙. Waktu itu aku adalah murid pindahan dari SMP Negeri di Kota Medan. Waktu yang aku pakai saat itu 60% gak tahu kemana mungkin sibuk ekstrakurikuler 20%belajar 5%dirumah bermimpi 5%jadi tukang cerita/ngerumpii 😂 Dan beda 360° dengan temanku yang bisa dikatakan sekarang kehidupannya jauuuuh lebih baik daripada aku tapi aku bersyukur lhoo ini hanya ingin merunutkan kejadian berdasarkan kejadian lampau. Beliau wanita, cantik sholeha dari keluarga sederhana. Jujur saya tahu banyak yang tidak suka dia karena dia mungkin sempurna untuk kebaikan. Beliau tidak pernah keluar malam senin selasa rabu sabtu malam apapuun!! Selalu ramah rendah hati sampai terkesan lebaii 😥 ibadahnya juga baik kalau aku dulu aaah jangan ditanyaaa 😐😐 lanjut lagi haha dan sekarang aku tersadar ternyata perputaran rezeki yang datang tergantung pada sikap kita perangai/kelakuan kita terhadap sang pemberi rezeki. Universitas yang beliau tuju waktu itu adalah IPB dengan jurusan Kedokteran Hewan as same as like Kehutanan di IPB pass-Grade nya kenapa dulu saya tidak ambil hal yang serupa IPB, ternyata itulah cara Tuhan mengatur Rezeki hambanya. Mereka yang tekun tidak melakukan dosa besar sering bertaubat Allah melejitkan rezekinya (pergaulannya, kesehatannya, keuamgannya,pekerjaannya) . Untuk orang yang biasa2 usaha dan doanya seperti saya di masa itu sekarang masih di Sumatera, Alhamdulillah Allah Maha pemberi Rahmat bagi yang berusaha dan berdoa meskipun bersekolah di pulau Sumatera saya dipertemukan juga dengan lingkaran yang baik , Alhamdulillah. . . . . Nah, sekarang sudah ingatkan Dit? Gimana cara Allah menetapkan rezeki untuk hambaNya? Hari ini apa yang kau lakukan adalah cerminan kehidupan mu 5-7tahun kedepan . Jangan mau jadi orang yang biasa biasa ibadahnya biasa mimpinya biasa kelakuannya biassaaa semuaa. Gimana Dit sudah siap bertaubat? Memohon ampunan Nya ? Jangan takut meletakan Allah di hati Dit. Allah yang jamin semuanya insyaAllah. Berusahaa Berdoa Bertaubat atas segala yang pernah diperbuat karena tidak ada manusia yang luput dari dosa.
Adik-adiku yang masih sering kecewa, kagumlah pada seseorang bila memang kekaguman itu memotivasimu. Tapi untuk jatuh cinta, bersabarlah, kenali lebih baik dan jangan buru-buru menumpuk harapan. Karena yang suka buru-buru, sering kali ada yang terlewatkan.
(via jalansaja)
iya kak :')
(via kurniawangunadi)
Takutlah bahwa bila kebaikan Allah selalu engkau peroleh pada saat engkau tetap berbuat maksiat kepada-Nya, itu lambat laun akan menghancurkanmu.
“Kami nanti akan menarik mereka dengan berangsur-angsur (ke arah kebinasaan) dengan cara yang tidak mereka ketahui” (QS 7:182)
ibn Athaillah - Al Hikam
Tulisan ini sebenarnya ingin sekali saya keep, tidak saya sebar luaskan pada banyak orang. Kenapa? Karena menurut saya ini salah satu tips jitu utk lolos LPDP 😄
Tapi mengingat bangsa ini memang sangat membutuhkan gelombang anak muda yang bisa membangun dan membesarkan bangsa Indonesia tercinta, maka saya post di akun tumblr ini. Mungkin sudah banyak yang pernah baca ya? Tapi saya tak urung berbagi. Selamat membaca, selamat membangun! 😊
ANDA MEMANG PINTAR, TAPI…
Dalam tiga hari kemarin saya kembali berkesempatan mewawancarai pelamar beasiswa LPDP di Jakarta. Ini kali yang kedua saya mewawancarai mereka, setelah di Kupang beberapa bulan yang lalu. Ada perbedaan besar antara karakteristik pelamar di Jakarta dan Kupang. Exposure terhadap informasi, pengetahuan terhadap isu-isu kekinian, dan “mimpi” pelamar di Jakarta rata-rata lebih tinggi dibandingkan dengan pelamar di Kupang. Cara menilai diri dan menyampaikan keinginan juga berbeda, dan hal inilah yang ingin saya tulis kali ini.
Pelamar di Jakarta, dengan latarbelakang dari perguruan-perguruan tinggi terkenal, punya “mimpi” yang tinggi. Ekspresi mereka kira-kira seperti ini: “Saya punya kemampuan akademik tinggi, saya layak untuk bersekolah di Eropa, Australia, atau Amerika, dan dengan bekal pendidikan itu, saya akan membangun Indonesia!”. Self-esteem mereka tinggi, dan dengan nilai tinggi tersebut, mereka juga memasang target yang tinggi.
Bagus. Anak-anak sekarang memang harus didorong untuk melompat setinggi mungkin, lalu kembali untuk memberikan kontribusi bagi bangsa ini. Sayangnya, saya melihat ada yang kurang.
Saya sulit menjelaskannya dengan singkat tentang apa yang kurang tersebut, tetapi intinya antara self-esteem yang tinggi dengan apa yang kelak akan dikontribusikan seperti ada gap. Tidak nyambung. Beberapa pelamar yang bisa dengan lancar menceritakan rencana studinya, tapi mereka kesulitan untuk merangkai cerita itu dengan penjelasan yang logis tentang bagaimana mereka kelak dapat berkontribusi. Contoh: ada yang ingin belajar tentang renewable energy (RE) dan kelak ingin berkontribusi membangun infrastruktur RE untuk melistriki Indonesia bagian timur. Ketika ditanya caranya bagaimana, dia bilang dia akan membuat perusahaan RE dan membangun pembangkit-pembangkit mikrohidro di sungai-sungai di pedalaman Papua dan Maluku, lalu dengan itu dia bisa melistriki desa-desa. Oh come on boys, sebaiknya kalian turun ke bumi dan melihat realitas yg ada.
Inti pembicaraan saya adalah, self-esteem tinggi yang tidak diikuti dengan kontekstualisasi hanyalah asesoris tak bermakna. Potensi yang dimiliki seseorang hanyalah bernilai dan bermakna ketika menemukan saluran yang pas: bagaimana potensi itu bisa membawa kebaikan bagi lingkungannya. Meski anda pandai, tapi kalau tidak bisa bermanfaat, ya hanya cocok untuk jadi asesoris pajangan saja :D
Dan di sinilah poin yang paling penting: kontekstualisasi potensi hanya bisa dilakukan dengan kerendahan hati (humble). Kerendahan hati diperlukan untuk bisa melihat potret lingkungan sekitar dengan jernih dan mengidentifikasi apa yang mereka perlukan. Kerendahan hati akan menumbuhkan empati dan pemahaman terhadap lingkungan, dan dari sini baru kemudian bisa lahir solusi-solusi yang masuk akal, realistis, dan implementable. Tanpa kerendahan hati, yang ada hanyalah “aku”, perspektifnya adalah “sudut pandangku”. Dari fokus yang keliru, bagaimana bisa muncul solusi yang efektif?
Kepercayaan diri yang berlebihan (overconfidence) juga tidak baik, karena itu bisa “membutakan” dan membuat tidak mampu menerima saran yang baik. Dalam interview, kadang pewawancara melihat bahwa keahlian yang akan dipelajari sebenarnya tersedia di dalam negeri, tetapi pelamar ngotot untuk ingin bersekolah di luar negeri meskipun sudah diberi pengertian. Mau belajar manajemen teknologi tepat guna kok sampai ke Oxford, Inggris. Pewawancara sebenarnya oke-oke saja jika memang ada argumentasi yang solid untuk kengototan itu, tetapi kalau ngototnya semata didasari oleh kepercayaan diri bahwa “saya layak sekolah di LN” atau hanya dengan alasan “dengan sekolah di LN saya akan mendapatkan wawasan baru”, itu yang tidak bisa diterima. Ingat ya mas dan mbak, beasiswa LPDP itu berasal dari duit rakyat.
Jadi bagi para generasi muda yang akan melamar beasiswa, rendahkan hati anda. Lihatlah problem-problem di sekitar anda, lalu refleksikan ke dalam diri dan bertanyalah, apa yang bisa anda lakukan. Selanjutnya, buatlah rencana yang logis dan realistis. Memang, kalian pasti belum bisa membuat rencana yang rinci dan lengkap dengan segala kompleksitasnya, tetapi menempatkan diri kalian beserta potensi yang kalian bawa pada konteks permasalahan, lalu berikan yang terbaik yang kalian miliki, itu sudah cukup. Kami bisa kok, melihat dan menghargai usaha seperti itu. Kembali ke contoh di atas, setelah kalian balik dari luar negeri membawa ilmu tentang manajemen RE, ceritakan saja bahwa kalian akan bergabung dengan LSM yang bergerak di bidang energi untuk rakyat dan bersama-sama dengan mereka mencari cara yg lebih baik untuk memberikan akses listrik yang lebih baik bagi masyarakat. Sesederhana itu saja sudah cukup bagi kami untuk bisa melihat bagaimana kelak anda akan berkontribusi.
Intinya, LPDP tidak mencari sosok-sosok muda yang pintar saja. Yang dicari LPDP adalah insan muda yang pintar dan mampu menggunakan kepintarannya untuk membantu bangsa ini. Satu hal lagi. LPDP juga perlu diyakinkan bahwa pelamar memang benar-benar tulus dan serius dalam menyiapkan kontribusinya. Urusan meyakinkan ini juga tidak mudah, karena memerlukan bukti, sementara kontribusi baru akan terjadi pada masa yang akan datang. Dalam kondisi seperti ini, yang kemudian dilihat adalah track record, konsistensi pola, dan gesture.
Kalau bilangnya kelak ingin membangun sarana kelistrikan bagi masyarakat pedesaan tapi tidak punya pengalaman dalam kegiatan-kegiatan sosial kemasyarakatan, ya jelas sulit bagi siapapun untuk percaya. Kalau inginnya menjadi dosen tetapi saat wawancara menunjukkan pola-pola komunikasi yang tertutup, ya jelas orang akan meragukannya. Dan ekspresi wajah, bahasa tubuh, dan intonasi bicara kadang juga bisa menunjukkan ketulusan dan keseriusan seseorang.
Jadi sebenarnya studi lanjut (apalagi dibiayai beasiswa) itu adalah sebuah kegiatan yang seharusnya dirancang sebagai bagian dari perjalanan hidup. Studi lanjut bukanlah kegiatan sambilan atau sesuatu yang bisa dilakukan mumpung ada kesempatan. Ia perlu disiapkan. Ia perlu didukung oleh pola-pola kegiatan sebelumnya yang konsisten. Dan ia perlu ditindaklanjuti dengan kontribusi nyata bagi bangsa.
Jangan sampai LPDP menganggap pelamar memandang beasiswa sebagai kesempatan untuk “unpaid leave” atau “jalan-jalan gratis”. Jika seperti ini niatnya, percayalah, studi lanjutnya tidak akan berkah, karena beasiswa LPDP hakikatnya adalah amanah dari seluruh rakyat Indonesia.
Ditulis oleh: Pak Lukito Edi Nugroho, salah seorang dosen JTETI UGM yang menjadi pewawancara LPDP.
Sumber : Human Development
you need to shift your attitude from coursework student to researcher.
Reminder me :’) Alhamdulillah Thank you !
Baik untuk memiliki sahabat dekat-sahabat duka;suka- Namun jika belum bertemu yang seperti itu, be the one 😊
Ingin setegar Ibunda Khadijah R.A binti Khuwailid, secerdas Aisyah binti Abu Bakar| Pencari Ridho-Nya dan Pengagum umat terbaikNya Rasullah Muhammad SAW♡ Punya mimpi untuk menjadi orang berguna
242 posts